Minggu, 15 Maret 2009

Objek Wisata Sipinsur Pearung, Kec.Paranginan, Kab.Humbahas



MEMANDANG DARI SIPINSUR

Tancis Sianturi

Sipinsur salah satu lokasi pandang danau toba yang sangat berkesan. Lokasi ini berada di Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbahas. Dapat ditempuh sekitar 45 menit dari bandara Silangit.

Sepanjang jalan kita akan merasakan suasana sepi dengan penataan desa yang sederhana. Tidak ada kesan ada sebuah lokasi wisata pandang yang menakjubkan disana. Sekiatr 200 meter menuju lokasi kita akan melintasi pepohonan pinus membuat suasana semakin teduh. Hamparan lokasi pandang belum tertata rapi. Beda dengan lokasi terbang gentole di Hutaginjang Kabupaten Tapanuli Utara yang sudah diratakan rapi, bedanya di Hutaginjang tidak ditemukan pepohonan rindang sehingga kesannya gersang.

Sipinsur diberi fasilitas duduk yang pekerjaannya asal jadi, memalukan bila dibanggakan kepada turis mancanegara. Di Sipinsur anda harus hati-hati bila tidak memakai sandal atau sepatu radial, karena bisa tergelincir karena rerumputan yang memanjang diatas tanah yang bergelombang. Disisi jurang memang sudah disediakan terali besi namun tidak tersedia pedestrian bagi pejalan kaki.

Sipinsur cukup potensial dikelola menjadi tujuan wisata pandang danau toba dan bagi para photografher bila fasilitas dikembangkan. Keramahan terhadap lingkungan nampaknya belum dilakoni pelaku wisata di daerah itu. Banyak pepohonan ditempeli papan dengan beragam tulisan sehingga kesannya merusak lingkungan. Seogianya pesan kepada para pengunjung disediakan tempat khusus, tidak ditebar pada setiap pohon pinus.

Dari Sipinsur anda dapat menuruni lereng bukit dengan seribuan anak tangga yang disediakan dari semen. Tangga ini dikabarkan terpanjang di Asia Tenggara. Kualitasnya sudah dapat ditebak. Pekerjaannya asal jadi, tidak nyaman dijalani. Pegangan dari besi yang disediakan di sisi kiri dan kanan tangga sudah copot dicuri penduduk.

Deretan photo dari Sipinsur yang kami tampilkan adalah merupakan untaian yang diiringi fenomena alam yang berkesan. Semula saya memandang kea rah Barat, tepatnya disekitar Sabulan ada gumpalan awan dan hujan lebat. Setengah jam kemudian hujan itu bergeser ke tengah danau arah Timur sehingga saya dapat memandang lebih jauh arah Pusuk Buhit. Hujan terus menyebar ke arah Timur namun tidak menyirami Pulau Samosir. Hujan membelah Samosir dengan Pulau Sibandang. Dengan teropong saya melihat Samosir bagai dibalik tirai sutra. Antara Onanrunggu dengan Panamean juga sudah disambut sekelompok hujan yang tidak jadi bertemu.
Pulau Sibandang yang dipenuhi pohon mangga dan Muara tetap cerah, air danau juga tetap tenang angin pun hanya semilir. Kota Muara bagai hunian surgawi yang tenang dan nyaman berdinding gunung berhamparan sawah dan danau.
Seperti biasanya, disekitar danau toba, penduduk rajin membakar pegunungan. Pembakaran dampaknya menanduskan lereng pegunungan itu. Bayangkan bila lereng gunung dan tanah tandus itu ditumbuhi pepohonan rindang.

sipinsur_01.jpg sipinsur_03.jpg sipinsur_04.jpg sipinsur_05.jpg sipinsur_06.jpg sipinsur_07.jpg sipinsur_08.jpg sipinsur_09.jpg sipinsur_10.jpg

Ingat Muara, ingat mangga lejat. Ingat para perwira tinggi, Sahala Rajagukguk dan Drs Soaloon Simatupang (Anak Naburju).

Haloo hamu Par-Muara. Photo ini dijepret dengan KSS (kamera sangat sederhana) sehingga kesannya agak blur. ;-) Karena memang hanya itu yang saya punya.

Created By : Tancis_Doank Sianturi

Sabtu, 14 Maret 2009

Sekilas Tentang Wisata Iman (Dairi Sidikkalang)



Sejuknya Taman Wisata Iman Dairi

By : Tancis Sianturi

Posted on Nopember 28, 2007. Filed under: wisata |

DAIRI berada di dataran tinggi Bukit Barisan wilayah Sumatera Utara (Sumut) dengan ketinggian rata-rata 1.100 dari permukaan laut (dpl). Secara ekologis kabupaten penghasil Kopi Sidikalang ini merupakan penyangga ekosistem Danau Toba di sebelah barat yang berada pada pegunungan sekitar 200 meter di atas permukaan Danau Toba.
Hutan-hutan tropis Dairi merupakan daerah resapan air Danau Toba. Belasan sungai yang mengalir dari hutan pegunungan Dairi menjadi sumber air Danau Toba. Secara ekologis masyarakat setempat yang hidup dari pertanian menggantungkan hidupnya pada ekosistem hutan yang lestari.
Pelestarian hutan ini yang mendorong Bupati Dairi MP Tumanggor menciptakan Sitinjo menjadi Taman Wisata Iman. “Tujuan pembuatan Taman Wisata Iman ini ialah agar kita dapat menyaksikan, menikmati, dan menghargai alam sebagai ciptaan Tuhan, sehingga menumbuhkan rasa cinta pada lingkungan hidup,” kata Tumanggor kepada Media di Sidikalang, ibu kota Kabupaten Dairi, baru-baru ini.
Tumanggor menyadari bahwa Kabupaten Dairi dihuni beragam agama dan etnis. Agama Islam, Protestan, Katolik, Budha, dan Hindu ada di kabupaten itu. Selain itu, etnis di kabupaten tersebut juga beragam antara lain Pakpak, Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Minang, dan Cina. “Saya berharap Taman Wisata Iman ini bisa menjadi tempat bagi pengunjung meningkatkan iman kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Karena taman ini juga dikunjungi berbagai umat, tentu taman ini bisa menjadi wadah mempererat hubungan silahturahmi antarumat beragama,” kata Tumanggor.

TWI berada pada Bukit Sitinjo. Udara di kawasan ini cukup sejuk dengan temperature berkisar 17 derajat hingga 24 derajat celcius. Di sepanjang TWI sekitar dua kilometer Anda akan menikmati pemandangan alam yang indah sebagai latar belakang taman. Di sepanjang perjalanan itu akan berjumpa dengan gua Betlehem, 14 tahap perjalanan salib (via dolorosa), gua Bunda Maria, Bukit Golgata, gereja, Kuil Hindu, lapangan manasik haji dan sebuah masjid yang dilengkapi dengan fasilitas penginapan.

Kawasan wisata ini ramai dikungi pada hari libur atau Sabtu dan Minggu. Sebagian besar pengunjung adalah wisawatan lokal. Para pengunjung umumnya datang secara rombongan. Pengunjung beragama Kristen yang datang secara rombongan biasanya menggelar paduan suara di gereja oikumene Sitinjo. Namun ada juga pengunjung yang datang secara perorangan. Bagi muda-mudi kawasan ini juga menjadi tempat memadu cinta sambil menikmati wisata rohani. Sedangkan untuk wisata keluarga tempat wisata ini akan memberi kesan tersendiri. “Setiap akhir bulan saya dan keluarga menyempatkan diri menikmati wisata di sini. Rasanya mengikuti kebaktian Minggu di Taman Wisata Iman ini sungguh berkesan,” kata J Sirait, pengunjung yang ditemui Media di lokasi wisata tersebut.

Bagi pengunjung beragama Islam, tersedia mesjid lengkap dengan ka’bah dan menara. “Bagi saya lokasi ini cukup berkesan. Kebetulan saya belum pernah naik haji, sehingga keberadaan ka’bah di Taman Wisata Iman ini mendorong keinginan saya naik haji. Miniature ka’bah ini bisa memberikan kepuasan tersendiri bagi saya,” kata L Berutu. (Kennorton Hutasoit)

Diperbanyak oleh : Tancis_doank Sianturi (Putra Humbahas)



cinta akan membawa jalan yang terbaik buat kita


Kamis, 12 Maret 2009